Kartul (Bab II)


BAB  II
PEMBAHASAN
A.  Konsep Dasar Sistem Informasi
 Kristano (2018: 12) menjelaskan bahwa "Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut".  Adapun pengertian lain yang dikemukakan oleh Sriwijaya (2016: 967) bahwa "Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu"
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan  kumpulan perangkat lunak, keras, serta manusia  yang terdiri dari kumpulan unsur - unsur yang terhubung satu sama lain dan bertujuan untuk mengolah  data.

B.   Kualitas Sistem Informasi    
 Sistem informasi yang berkualitas berhubungan dengan keandalan yang dapat memuaskan pengguna sistem informasi dan dapat mengoptimalkan kinerja pengguna dengan kriteria diantaranya kemudahan penggunaan, kecepatan akses, keandalan sistem, dan fleksibilitas terhadap perubahan - perubahan yang diperlukan. Sistem informasi yang berkualitas ditunjukkan juga dengan kulaitas informasi yang menjadi output dari sistem tersebut. Sebuah sistem informasi yang berkualitas  dapat menghasilkan informasi yang baik dan berguna bagi penggunanya, Surya (2017: 25)
Kristano (2018: 12) menjelaskan bahwa "Kualitas informasi tergantung dari 3 hal  yang sangat dominan yaitu keakuratan informasi, ketepatan waktu dari informasi dan relevansi informasi terhadap kebutuhan".
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi dalam sebuah sistem dapat dilihat dari kecepatan, fleksibilitas, kemudahan, keakuratan, dan relevansi.

C.  Konsep Dasar E-Learning
 Pada abad ke 21 telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran akibat dari meningkatnya intensitas penggunaan teknologi informasi. Sebuah metodologi pembelajaran yang bernama blended learning telah berkembang sejak tahun 2000 di dunia pendikan dan pelatihan. Blended learning adalah sebuah metode pembelajaran yang mamadukan pembelajaran secara tatap muka, offline, dan online. Tujuan dari pembelajaran blended learning ini adalah memberikan kesempatan bagi beberapa karakteristik pelajar untuk dapat belajar secara mandiri, berkelanjutan, dan berkembang. SIstem blended learning memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan pilihan metode pembelajaran yang dilakukan dengan media berbeda dan waktu yang lebih fleksibel. Salah satu penerapan dari blended learning adalah implementasi sistem e-learning atau online learning. Dwiyogo (2018: 60)

D.   Komponen Sistem E-Learning
 Komponen e-learning adalah hal - hal yang dibtuhkan sebuah e-learning agar dapat berfungi dengan baik. Komponen e-learning terdiri dari desain pembelajaran, teknologi, dan konten. Desain pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal guna memperoleh hasil yang diinginkan. Teknologi adalah sekumpulan pengetahuan ilmiah, mesin, perkakas, serta kemampuan organisasi produksi yang dikelol secara sistematik. Konten adalah bahan ajar yang ada dalam sistem yang disebut dengan Learning Management System (LMS). Fitur yang harus dipenuhi LMS antara lain :
1.      Fitur Proses Pembelajaran
            Meliputi daftar mata pelajaran, silabus mata pelajaran, materi mata             pelajaran, daftar refensi, dan kelengkapan lainnya
2.      Fitur Diskusi dan Komunikasi
            Live Chat sebagai tempat untuk berkomunikasi, forum diskusi, fitur
            pengumuman , fitur sharing file, mailing list, dan lain sebagainya
3.      Fitur Tugas dan Ujian
            Fitur ini berisi ujian online  yaitu ujian, kuis, tugas mandiri nilai, dan          lain sebagainya.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa untuk mencapai sebuah sistem e-learning yang baik, dibuutuhkan beberapa komponen - komponen yang sangat penting dalam sistem tersebut.
Menurut penulis, E-Learning SMP Labshcool Jakarata hanya sedikit kurang pada bagian konten yang bersangkutan dengan fitur LMS. Menurut Pak Fathir, fitur proses pembelajaran serta fitur tugas & ujian telah tersedia dalam sistem E-Learning SMP Labschool Jakarta, namun fitur live chat dan komunikasi memang belum tersedia. Selain itu, Pak Fathir juga menjelaskan bahwa banyak fitur - fitur seperti silabus, file sharing, dan tugas online memang masih sangat jarang dimanfaatkan oleh guru - guru karena tidak terbiasanya dengan modul e - learning, serta kurangnya waktu untuk memanfaatkan fitur - fitur tesebut.
Sebetulnya, pemanfaatan ini sangat menghemat waktu terutama jika ingin mengadakan tugas atau ujian online. Guru tidak lagi diperlukan untuk mengecek jawaban - jawaban para siswa secara manual. Hal ini tentu dapat menghemat waktu yang cukup besar. Fitur silabus juga belum dimanfaatkan, sebenarnya fitur ini sangat memperjelas materi yang akan dipelajarai selama satau semester atau bahkan dalam satu tahun. Memang hal tersebut seringkali dijelaskan pada pertemuan pertama di setiap semester, namun penyampain secara lisan dan pencatatan secara tertulis seringkali hilang atau rusak. Selain itu. fitur file sharing juga masih kurang dimanfaatkan. Hal ini terjadi karena guru masih mengandalkan penggunaan media lain seperti surel. Pengunggahan file materi ke dalam sistem e- learning akan memudahkan para murid untuk menemukan materi tersebut karena sudah terkumpul dan telah dikategorikan sesuai mata pelajaran. Terakhir, penulis merasa bahwa E-Learning SMP Lasbchool Jakarta akan jauh lebih baik jika disediakan fitur live chat. Fitur ini akan membantu siswa bekerja sama dalam menyelesaikan soal dalam tugas. Tetapi, fitur ini memang harus dimatikan ketika menjalani ujian online. JIka hal - hal di atas telah diterapkan, penulis merasa bahwa sistem E-Learning SMP Labschool Jakarta akan menjadi lebih baik dan juga bekerja dengan lebih efisien.

E.   Integrasi Sistem
 Idris dan Delvika (2014: 15) menyatakan bahwa sistem informasi terintegerasi adalah sebuah sistem informasi yang memungkinkan organisasi mengintegerasikan proses bisnis yang dimiliki. Penyediaan sistem informasi yang dilakukan di lingkungan pendidikan sering terbagi ke dalam beberapa sistem yang tidak saling terhubung. Keadaan tersebut menimbulkan kendala dalam memberikan layanan kepada siswa maupun pengajar.Sebagai contoh, sistem e-learning sebagai media kegiatan belajar online tidak terhubung ke dalam sistem perekaman data akademik siswa sehingga sering kali pengajar harus melakukan input ulang nilai akademik dari sistem e-learning ke dalam sistem perekaman data akademik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi sistem adalah penguhubungan antara beberapa sistem. Integrasi sistem ini dapat dimanfaatkan dengan menguhubungkan sistem E-Learning SMP Labschool Jakarta ke dalam sistem data akademik siswa. Hal ini dapat digunakan agar guru tidak harus memasukkan nilai ke dalam data akdemik siswa secara manual. Hal ini juga sangat bermanfaat dalam mengurangi human error dalam data akademik siswa tersebut. Namun, memang ada beberapa kendala untuk menggunakan integrasi sistem, antara lain :
1.      Menurut Pak Fathir, E-Learning SMP Labschool Jakarta belum terintegrasi dengan sistem penilaian dan guru masih harus memasukkan nilai secara manual
2.      Integrasi sistem ini hanya akan bekerja efisien jika tugas dan ujian dilakukan melalui sistem e-learning
Untuk mengatasi masalah pertama, sistem e-learning dihubungkan dengan sistem data base menggunakan sebuah aplikasi jembatan. Permasalahan dua tidak dapat diselesaikan secara teknis. Penyelasaian terhadap masalah ini adalah melalui pembiasaan penggunaan modul - modul e - learning oleh siswa maupun oleh guru. Dengan begitu, tugas dan ujian melalui e - learning akan menjadi sebuah kebiasaan sehari -hari.


Comments

Popular Posts